Then, Train takes me far away…

Jumat, 02 April 2010




Kereta pergi membawaku
Seorang diri di gerbong kosong paling ujung
Kutoleh ke belakang
Hamparan rel berkejar-kejaran
Kutoleh langit senja
Matahari yang nyaris tenggelam menyembul sedikit dari balik awan gelap, hujan turun membasahi bumi
Perlahan namun pasti, jatuh menghujam bumi
Perlahan membasahi rel kereta tua yang dilalui kereta ini
Jatuh membasahi jendela kereta

Hidupku kini sedang berada di tengah jeda
Jeda di suatu ruang waktu dalam relung hidupku

Kehidupan silih berganti berkejaran dalam ruang dan waktu
Membentuk volume yang sempurna dalam satuan meter kubik persegi
Kadang bola, ataupun persegi panjang, bahkan limas dan prisma
Di kereta ini, aku sedang menyusun sebuah puzzle
Menyatukan potongan demi potongan yang berserakan di lantai kereta
Tahukah kamu? Di setiap aku berhasil menyusun sebuah potongan itu diatas papan puzzle
Selalu ada seseorang duduk di gerbong ini dan menyapaku, mereka beralasan tertarik ikut menyatukan puzzle itu , dan pada akhirnya meraka selalu bercerita mengenai kisah hidupnya…
Ada yang bercerita mengenai kisah hidupnya selama satu abad lamanya
Ada yang membanggakan diri karena telah berhasil di masa mudanya
Ada yang menangis ditinggalkan pasangan hidupnya untuk selamanya
Ada yang tertawa terbahak-bahak karena leluconnya sendiri yang ia lontarkan kepadaku
Ada yang berusaha tabah melihat orang tuanya dibunuh oleh perampok di depan matanya sendiri
Ada yang tersenyum penuh keharuan karena telah berhasil menamatkan sekolahnya dengan nilai terbaik
Ada yang menyilangkan jari kelingkingnya denganku dan berjanji akan bertemu lagi dikemudian hari
Dan masih banyak lagi yang menyapaku, selagi aku merampungkan puzzle acak ini.

Kereta terhenti di stasiun terakhir
Puzzleku telah tersusun dengan rapi
Pintu kereta terbuka, cepat-cepat kumasukkan puzzle yang telah rampung itu ke dalam tas butut peninggalan ibuku
Aku melangkah sendiri di stasiun terakhr
Dan hujanpun berhenti

Senja berganti malam…
Kuberjalan di jalan setapak yang entah kapan menemui persimpangan, tanda aku telah sampai
Sambil berjalan, kuambil puzzle yang telah berhasil kurampungkan dalam kereta, dari dalam tasku.
Puzzle itu hanya bergambar sebuah rumah sederhana bercerobong asap ditengah padang bunga kala musim gugur tiba
Namun aku memandangnya dengan penilaian yang berbeda
Puzzle itu telah membimbingku mengenal orang-orang baru
Mengenal tempat-tempat baru yang bahkan tak pernah terlintas dalam mimpiku
Mengenal perasaan hitam, putih dan abu-abu
Kupegang erat-erat puzzle itu
Sambil melengang pulang
Terima kasih Tuhan, aku bergumam.

0 komentar: